Mispersepsi Longevity Pada Parfum

Longevity parfum

Kini, memakai parfum telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari sehingga banyak orang memilih parfum tahan lama. Maka dari itu, selain wangi dari parfum itu sendiri, ketahanan parfum selalu menjadi bagian penting yang menentukan seseorang untuk memilih parfum. Ketahanan parfum atau disebut dengan Longevity adalah istilah yang merujuk pada seberapa lama aroma bertahan setelah disemprotkan atau diaplikasikan.

Pada saat ini, orang mengetahui jika longevity bisa dilihat dari jenis parfum itu sendiri, misalnya Eau Fraiche (2 jam), Eau de Cologne (4 jam), Eau de Toilette (6 jam), Eau de Perfume (8 jam), dan Extrait de Perfume (12 jam). Dari pembagian tersebut, tentu akan banyak orang memilih parfum di antara jenis EdT hingga Edp. Akan tetapi, ketika parfum sudah digunakan dan ketahanan wanginya tidak sesuai, maka siapapun akan merasa resah dan tertipu. Padahal, itu adalah hal yang sangat salah. Maka dari itu, mari kita bahas mispersepsi tersebut.

Mispersepsi Longevity Karena Kurangnya Pengetahuan Tentang Parfum

Pada saat ini, banyak orang mispersepsi tentang longevity pada parfum. Sekali lagi, longevity yang biasanya dijelaskan oleh penjual parfum, itu hanyalah ketahanan berdasarkan jenisnya saja. Untuk longevity itu sendiri belum tentu akurat karena terdapat banyak faktor yang memengaruhi. Salah satu faktor lain yang dapat memengarhui adalah karakter, jenis bibit, hingga material yang terkandung di dalam parfum itu. Jadi, jangan sampai Anda terkecoh lagi. Berikut beberapa hal yang dapat memengaruhi longevity setelah disemprotkan ke kulit atau tubuh.

1. Jenis Kulit

Setiap orang memiliki jenis kulit yang berbeda. Maka dari itu, reaksi antara parfum dengan kulit pun akan berbeda dan hal ini dapat memengarhui kethanan parfum. Pada kulit kering umumnya aroma tidak bertahan lama meskipun jenis parfum itu sudah memiliki konsentrasi tinggi, seperti EdP atau Edp. Sementara itu, pada kulit berminyak, parfum bisa bertahan lebih lama bahkan bisa sesuai dengan longevity yang sudah tertea dalam jenis parfum tersebut.

Ada pula kulit yang sama sekali tidak dapat menerima zat wewangian. Dalam hal ini, kulit tersebut sangat rentan atau sensitif terhadap zat dalam parfum. Hal ini perlu diperhatikan karena dapat mengakibatkan alergi pada kulit.

2. Aktivitas Fisik

Anda juga perlu mengetahui jika aktivitas fisik dan suhu tubuh sangat memengaruhi ketahanan parfum. Saat seseorang bergerak atau beraktivitas fisik terlalu banyak, maka suhu tubuhnya akan meningkat. Ketika suhu tubuh meningkat, maka dapat mempercepat proses penguapan aroma parfum dari kulit. Selain itu, keringat yang dihasilkan selama aktivitas fisik juga dapat mempercepat hilangnya aroma parfum karena kandungan minyak wangi dapat tercampur dengan keringat dan kemudian terbuang sia-sia.

3. Suhu Tubuh

Selain aktivitas fisik, suhu tubuh seseorang juga dapat memainkan peran penting dalam longevity parfum. Saat suhu tubuh naik, proses penguapan aroma parfum akan lebih cepat. Oleh karena itu, dalam kondisi suhu yang lebih tinggi, parfum akan memudar lebih cepat dibandingkan dengan saat suhu tubuh lebih rendah.

Nah, berdasarkan pemahaman di atas, diharapkan Anda bisa lebih paham terkait longevity dalam parfum. Sekali lagi, penting untuk memahami jika jenis parfum bukanlah indikator tunggal dalam menentukan ketahanan parfum. Hal itu masih ada faktor lain yang dapat memengaruhinya, seperti tipe kulit, aktivitas fisik, dan suhu tubuh.

Category

.

Recent Posts

Mispersepsi Longevity Pada Parfum

Longevity parfum

Kini, memakai parfum telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari sehingga banyak orang memilih parfum tahan lama. Maka dari itu, selain wangi dari parfum itu sendiri, ketahanan parfum selalu menjadi bagian penting yang menentukan seseorang untuk memilih parfum. Ketahanan parfum atau disebut dengan Longevity adalah istilah yang merujuk pada seberapa lama aroma bertahan setelah disemprotkan atau diaplikasikan.

Pada saat ini, orang mengetahui jika longevity bisa dilihat dari jenis parfum itu sendiri, misalnya Eau Fraiche (2 jam), Eau de Cologne (4 jam), Eau de Toilette (6 jam), Eau de Perfume (8 jam), dan Extrait de Perfume (12 jam). Dari pembagian tersebut, tentu akan banyak orang memilih parfum di antara jenis EdT hingga Edp. Akan tetapi, ketika parfum sudah digunakan dan ketahanan wanginya tidak sesuai, maka siapapun akan merasa resah dan tertipu. Padahal, itu adalah hal yang sangat salah. Maka dari itu, mari kita bahas mispersepsi tersebut.

Mispersepsi Longevity Karena Kurangnya Pengetahuan Tentang Parfum

Pada saat ini, banyak orang mispersepsi tentang longevity pada parfum. Sekali lagi, longevity yang biasanya dijelaskan oleh penjual parfum, itu hanyalah ketahanan berdasarkan jenisnya saja. Untuk longevity itu sendiri belum tentu akurat karena terdapat banyak faktor yang memengaruhi. Salah satu faktor lain yang dapat memengarhui adalah karakter, jenis bibit, hingga material yang terkandung di dalam parfum itu. Jadi, jangan sampai Anda terkecoh lagi. Berikut beberapa hal yang dapat memengaruhi longevity setelah disemprotkan ke kulit atau tubuh.

1. Jenis Kulit

Setiap orang memiliki jenis kulit yang berbeda. Maka dari itu, reaksi antara parfum dengan kulit pun akan berbeda dan hal ini dapat memengarhui kethanan parfum. Pada kulit kering umumnya aroma tidak bertahan lama meskipun jenis parfum itu sudah memiliki konsentrasi tinggi, seperti EdP atau Edp. Sementara itu, pada kulit berminyak, parfum bisa bertahan lebih lama bahkan bisa sesuai dengan longevity yang sudah tertea dalam jenis parfum tersebut.

Ada pula kulit yang sama sekali tidak dapat menerima zat wewangian. Dalam hal ini, kulit tersebut sangat rentan atau sensitif terhadap zat dalam parfum. Hal ini perlu diperhatikan karena dapat mengakibatkan alergi pada kulit.

2. Aktivitas Fisik

Anda juga perlu mengetahui jika aktivitas fisik dan suhu tubuh sangat memengaruhi ketahanan parfum. Saat seseorang bergerak atau beraktivitas fisik terlalu banyak, maka suhu tubuhnya akan meningkat. Ketika suhu tubuh meningkat, maka dapat mempercepat proses penguapan aroma parfum dari kulit. Selain itu, keringat yang dihasilkan selama aktivitas fisik juga dapat mempercepat hilangnya aroma parfum karena kandungan minyak wangi dapat tercampur dengan keringat dan kemudian terbuang sia-sia.

3. Suhu Tubuh

Selain aktivitas fisik, suhu tubuh seseorang juga dapat memainkan peran penting dalam longevity parfum. Saat suhu tubuh naik, proses penguapan aroma parfum akan lebih cepat. Oleh karena itu, dalam kondisi suhu yang lebih tinggi, parfum akan memudar lebih cepat dibandingkan dengan saat suhu tubuh lebih rendah.

Nah, berdasarkan pemahaman di atas, diharapkan Anda bisa lebih paham terkait longevity dalam parfum. Sekali lagi, penting untuk memahami jika jenis parfum bukanlah indikator tunggal dalam menentukan ketahanan parfum. Hal itu masih ada faktor lain yang dapat memengaruhinya, seperti tipe kulit, aktivitas fisik, dan suhu tubuh.

4 Responses

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *