Baju Baru Selalu Punya Wangi yang Khas, Ko Bisa Ya?

Baju baru memang sering kali mudah dikenali hanya dari aromanya saja. Uniknya, aroma khas ini tidak muncul secara kebetulan, melainkan terbentuk dari proses panjang yang dilalui sebuah pakaian sebelum sampai di tangan pembeli. Mulai dari pemilihan bahan kain, penggunaan zat kimia saat pewarnaan, proses pencucian, hingga tahap pengemasan di pabrik. Nah, inilah yang membuat hampir semua baju baru di toko memiliki wangi yang mirip, meskipun merek dan jenis kainnya berbeda. Fenomena ini sebenarnya menarik, karena aroma tersebut bisa memberi kesan “baru” sekaligus menimbulkan rasa penasaran, apakah wangi ini aman, dari mana asalnya, mengapa bisa begitu kuat, dan mengapa semua baju baru wanginya sama? Mari kita telusuri lebih dalam rahasia di balik aroma khas baju baru ini.
Mengapa Baju Baru Memiliki Wangi yang Khas?

Wangi khas ini bukanlah sesuatu yang muncul secara alami dari bahan pakaian itu sendiri. Umumnya, bau ini berasal dari berbagai proses yang terjadi selama pembuatan pakaian, seperti pewarnaan, finishing, dan proses pengemasan. Selama proses produksi, bahan kimia tertentu digunakan untuk menjaga kain tetap halus, mengurangi kusut, dan memberikan tampilan yang lebih rapi saat dijual. Namun, penting dipahami bahwa setiap tahap dalam rantai produksi pakaian bisa meninggalkan “jejak bau” yang berbeda.
Misalnya, proses pewarnaan menggunakan zat kimia agar warna lebih tahan lama, sementara tahap finishing sering melibatkan resin atau formaldehida untuk menjaga serat kain tetap kaku dan awet. Bahkan, cara penyimpanan dan pengemasan pakaian di gudang juga berperan, kontainer atau plastik pembungkus yang tertutup rapat membuat aroma tersebut semakin terkonsentrasi.
Menariknya, beberapa produsen justru sengaja menambahkan sentuhan aroma tertentu dalam proses finishing. Tujuannya sederhana, yaitu untuk memberi kesan segar, bersih, dan “baru” ketika pakaian pertama kali dibuka dari kemasannya. Jadi, wangi khas baju baru sebenarnya adalah kombinasi antara sisa bahan kimia produksi dan, dalam beberapa kasus, tambahan aroma buatan yang dipilih secara strategis oleh produsen.
Apa Zat Aroma yang Dipakai untuk Baju Baru?
Aroma khas pada baju baru bisa muncul dari berbagai sumber, bukan hanya dari kain itu sendiri. Salah satu zat yang paling umum digunakan adalah formaldehida. Zat ini dipakai dalam jumlah sangat kecil untuk membuat pakaian lebih tahan kusut, menjaga bentuk serat kain, sekaligus melindungi pakaian dari jamur selama proses penyimpanan dan pengiriman. Formaldehida inilah yang sering meninggalkan bau khas yang agak menyengat dan “menusuk” hidung.
Selain formaldehida, dalam tahap finishing sering ditambahkan pewangi sintetis. Zat ini berfungsi memberi kesan segar dan bersih pada pakaian ketika pertama kali dibuka dari kemasan. Bahan seperti phthalates, biasanya digunakan juga pada parfum, plastik, hingga produk perawatan tubuh. Kadang juga digunakan karena mampu membantu aroma bertahan lebih lama di serat kain.
Beberapa produsen bahkan memiliki “signature scent” tersendiri sehingga baju baru mereka punya wangi khas yang bisa membangun citra merek. Namun, di sisi lain, tidak semua orang nyaman dengan aroma buatan ini. Ada yang menganggapnya khas karena menandakan pakaian masih baru, tapi ada juga yang merasa terganggu bahkan sensitif terhadap baunya.
Apa Manfaat Wangi yang Khas itu?
Aroma khas pada baju baru ternyata punya peran penting, bukan sekadar efek samping dari proses produksi. Dari sisi konsumen, wangi ini sering memberi kesan segar, bersih, dan “baru” yang menambah pengalaman emosional saat membeli pakaian. Bahkan, sebagian orang mengaitkan aroma khas ini dengan momen menyenangkan, seperti membeli pakaian baru untuk acara penting atau sekadar memanjakan diri sehingga wangi itu membentuk semacam “memori sensorik” yang sulit dilupakan.
Sementara dari sisi produsen, wangi khas ini bisa menjadi strategi pemasaran. Aroma yang konsisten memberi kesan bahwa produk terjaga kebersihan dan kualitasnya. Tidak jarang, produsen sengaja menambahkan pewangi sintetis dalam proses finishing agar pakaian mereka memiliki ciri aroma tertentu yang bisa menempel di ingatan konsumen, layaknya “signature scent” sebuah merek. Dengan cara ini, wangi baju baru bukan hanya pelengkap, tetapi juga bisa memengaruhi keputusan pembelian, membuat konsumen lebih yakin bahwa pakaian tersebut layak dipilih.
Namun, penting diingat bahwa aroma ini datang dari bahan kimia maupun pewangi tambahan. Meskipun sebagian besar aman dalam kadar kecil, tetap disarankan untuk mencuci pakaian baru sebelum dipakai. Selain membantu mengurangi risiko iritasi pada kulit sensitif, mencuci juga dapat menghilangkan bau yang terlalu menyengat sehingga pakaian terasa lebih nyaman digunakan.
Itulah beberapa alasan mengapa baju baru selalu memiliki wangi yang khas, yaitu karena dipengaruhi oleh berbagai hal, seperti proses produksi, mulai dari penggunaan bahan kimia hingga pewangi sintetis yang ditambahkan saat finishing. Meskipun wangi ini mungkin menarik bagi sebagian orang, penting untuk selalu mencuci pakaian baru sebelum digunakan untuk menghindari iritasi kulit dari bahan kimia yang mungkin tersisa.