Blog23 September 2025By Amatul

Parfum Bisa Ngatur Mood Secara Langusng

Parfum Bisa Ngatur Mood Secara Langusng

Pernah nggak sih kamu lagi bete, tiba-tiba mood jadi naik gara-gara cium aroma parfum atau bau kopi segar? Atau sebaliknya, tiba-tiba mellow karena mencium wangi bunga yang mengingatkan seseorang? Itu bukan kebetulan. Ada alasan ilmiah kenapa aroma bisa punya pengaruh besar terhadap suasana hati kita. Singkatnya, your fragrance is the same as your mood playlist. Sama seperti lagu yang bisa bikin semangat, relaks, atau nostalgia, aroma juga bekerja dengan cara yang mirip. Bedanya, kalau musik diproses lewat telinga, aroma langsung menembus jalur cepat ke otak, tepatnya ke bagian yang mengatur emosi dan memori. Nah, biar lebih gampang dipahami, mari kita bongkar bagaimana sebuah aroma bisa “diterjemahkan” jadi mood dalam enam tahap sederhana.

1. Aroma Masuk ke Hidung Saat Bernapas

Segala sesuatunya dimulai begitu Anda menarik napas. Molekul-molekul aroma, entah itu dari parfum, bunga, kopi, atau hujan di tanah kering, ikut terbawa masuk ke dalam rongga hidung. Inilah titik awal playlist mood kamu dimulai. Kalau musik dimulai dengan nada pertama, maka dalam penciuman, nada pertamanya adalah top notes atau aroma pertama yang masuk ke hidungmu.

2. Reseptor, Sensor Kecil yang Menangkap Wangi

Di dalam hidung ada jutaan reseptor penciuman, ibarat “sensor kecil” yang siap nangkep molekul aroma tadi. Setiap reseptor punya spesialisasi sendiri, ada yang peka terhadap aroma manis, ada yang lebih sensitif pada aroma segar, bahkan ada yang khusus untuk wangi tajam, seperti rempah atau asap. 

3. Olfactory Bulb, Pusat Penciuman di Otak

Setelah reseptor nangkap sinya, informasi itu dikirim ke olfactory bulb. Olfactory bulb itu sendiri adalah  bagian dari otak depan betebrata yang berfungsi sebagai pusat penerima dan pemerosesan awal informasi penciuman. Bagian ini juga menjadi pusat penciuman di otak, semacam 'ruang kontrol' yang mengatur bagaiamana wangi itu harus diproses. Olfactory bulb ibaratnya prduser musik. Dialah yang mengatur nada-nada aroma agar bisa jadi komposisi yang utuh sebelum dikirim lebih jauh di bagian otak.

4. Limbic System, Pusat Emosi dan Memori

Nah, inilah bagian paling penting kenapa aroma bisa bikin mood berubah. Dari olfactory bulb, sinyal aroma langsung dikirim ke limbic system, yaitu bagian otak yang mengatur emosi dan memori. Makanya, begitu cium wangi tertentu, Anda bisa langsung merasa tenang, bahagia, semangat, atau malah tiba-tiba kangen seseorang. 

5. Thalamus, Pusat Lalu Lintas Informasi

Dari limbic system, informasi wangi diteruskan ke thalamus, bagian otak yang bertugas sebagai “pusat lalu lintas.” Thalamus inilah yang memutuskan informasi aroma tadi mau diarahkan ke mana, apakah untuk respon emosi, memori, atau bahkan reaksi fisik. Misalnya, jika Anda cium bau gosong, thalamus akan memicu alarm kewaspadaan. Tapi kalau aromanya lavender, thalamus akan membantu mengarahkan tubuh untuk lebih rileks.

6. Bagian Depan Otak: Memberi Identitas

Tahap terakhir, aroma yang sudah melewati proses panjang ini sampai ke bagian depan otak (prefrontal cortex). Di sini, otak memberi identitas pada aroma tersebut. Jika Anda mencium parfum tertentu, otak Anda sudah merekam konsep dari aroma tersebut. Maka, itulah sebabnya saat mencium sesuatu Anda akan mengingat banyak hal objek maupun kenangan dari wangi itu. Misalnya, "oh, ini bau kopi," "ini bau bunga melati," atau "ini parfum kesukaan dia, aku jadi inget dia." Identitas inilah yang membuat kita bisa membedakan mana aroma yang bikin semangat, seneng, atau bahkan sedih.

Simpelnya, hidung itu pintu masuk, reseptor adalah sensornya, lalu otak yang ngolah sampai akhirnya aroma tertentu bisa bikin mood berubah atau memunculkan memori tertentu. Jadi, kalau diringkas, begini alurnya, aroma pertama kali masuk ke hidung. Lalu, aroma itu akan titangkap oleh reseptor dan diproses olfactory bulb. Selanjutnya dikirim ke limbic system, diteruskan lewat thalamus, dan diberi identitas oleh otak depan. Dari sinilah sebuah wangi bisa langsung bikin mood berubah.

Kenapa Ini Penting Buat Kehidupan Sehari-hari?

Sekarang coba bayangkan, kalau playlist musik bisa kita pilih sesuai mood, begitu juga dengan aroma. Maka, Anda bisa pakai wangi yang menenangkan ketika stres, wangi yang segar untuk boost energi, atau wangi yang hangat saat butuh kenyamanan. Berikut beberapa contoh pengaruh aroma pada mood. Lavender bisa bikin rileks dan bantu tidur lebih nyenyak. Citrus (jeruk, lemon, grapefruit) bikin semangat dan fokus. Vanilla  memberi rasa nyaman dan hangat. Peppermint memberikan sensasi menyegarkan dan bikin otak lebih “melek”. Melati atau mawar sering identik dengan kesan romantis.

Intinya, aroma bisa jadi cara sederhana untuk nge-hack mood kita sehari-hari. Jadi, parfum dan wangi-wangian bukan cuma soal enak dicium atau sekadar penampilan luar. Di balik itu, ada proses biologis yang rumit dan cepat di otak kita. Itulah kenapa satu semprotan parfum bisa mengubah suasana hati, mengingatkan kita pada kenangan, atau bahkan jadi pemicu energi baru. Next time kalau kamu merasa mood sedang turun, coba pikirkan aroma apa yang bisa jadi “lagu” penyemangatmu. Karena benar adanya, your fragrance is the same as your mood playlist.

Nah, jika Anda mau coba temukan aroma yang sesuai dengan mood, segera kunjungi store terdekat Uchi Parfume atau konsultasikan aroma itu. melalui platform online. Baca juga kumpulan cerita menarik yang membuktikan bahwa parfum bisa mengubah mood seseorang melalui campaign wangimu ceritamu di website Uchi Parume. Bukan cuma itu, kalau Anda punya cerita atau kenangan juga dengan aroma, yuk segera ceritakan kenangan itu kepada admin melalui paltform sosial media kami! Siapa tahu, next cerita Anda bisa kami tulis dan bagiakan.